Tanggal 20 Juli 2023 di Ruang Sidang Pusat Studi Reklamasi Tambang Kampus IPB Baranangsiang dilakukan diskusi antara tim dari Bundesanstalt für Geowissenschaften und Rohstoffe (BGR), Jerman yang dipimpin Mr. Philip Schütte dengan Kepala Pusat Studi Reklamasi Tambang (Pusdi Reklatam) IPB Dr. Suwardi dan tim untuk melanjutkan kerjasama yang telah dilakukan sebelum Pandemi Covid-19. BGR dalam bahasa Indonesia berarti Institut Federal untuk Geosains dan Sumberdaya Alam, sebuah institusi pemerintah Jerman yang sangat peduli dengan kelestarian sumberdaya alam khususnya di areal pertambangan. BGR telah merintis kerjasama dengan Pusdi Reklatam untuk penelitian, pembuatan pedoman
reklamasi bekas tambang timah, dan disain plot demonstrasi di Pulau Bangka tahun 2017 dan 2018.
Diawali dengan pemaparan hasil kerjasama penelitian dan kegiatan reklamasi lahan bekas tambang timah di Pulau Bangka tahun 2019, Mr. Philip menjelaskan permasalahan yang masih dihadapai saat meninjau hasil reklamasi untuk tanaman pangan dan tanaman kehutanan dilahan bekas tambang timah di Bangka. Para petani yang ikut dalam program pengembangan tanaman pangan kurang menjiwai sebagai petani karena mereka sebetulnya lebih cenderung sebagai penambang. Menambang timah diyakini lebih menjamin kehidupan mereka. Sementara itu untuk reklamasi lahan tambang dengan tanaman kehutanan, hasil pertumbuhannya sangat bagus, namun masih sering dirusak masyarakat karena lahannya ditambang kembali.
Kesempatan berikutnya, Kepala Pusdi Reklatam menjelaskan teknik reklamasi lahan bekas tambang nikel dan batubara yang sedang diteliti dan dilakukan. Pada tambang nikel tanaman yang sulit tumbuh di lahan bekas tambang, sebelum dilakukan penanaman dipersiapkan lubang-lubang penanaman yang diisi dengan artifial soils yang dibuat dari campuran tanah pucuk dan kompos. Kemudian bibit tanaman yang ditanam diambil dari tanaman hutan yang sudah tumbuh pada lahan yang akan ditambang berikutnya. Sementara itu untuk tambang batubara tantangan yang dihadapi selain tanahnya masam sering dihasilkan air asam tambang. Penataan tanah masam harus mempertimbangkan bahan tanah yang berpotensi menghasilkan air asam tambang. Bahan tersebut dikubur di dalam tanah dan permukaan tanahnya segera ditutup dengan cover crops dan tanaman fast growing plantssegera ditanam di atasnya. Penanganan air asam tambang yang bersifat beracun perlu diendapkan beberapa tahap dan diberi perlakuan seperti kapur, zeolite, dll sampai air siap dialirkan ke perairan umum.
Diskusi di sela-sela pemaparan Ketua Tim BGR yang didampingi Mr. Wolfgang dan Mrs. Heidi Feldt dan Ketua Pusdi Reklatam yang didampingi Prof. Dr. Sri Wilarso Budi R, Dr. Iskandar, dan Dr. Dyah Tjahyandari Suryaningtyas berjalan sangat produktif. Kesimpulan akhir, Pusdi Reklatam dan BGR sepakat melanjutkan kerjasama penelitian pada reklamasi lahan bekas tambang nikel dan batubara. Hasil penelitian akan didiskusikan secara mendalam dengan para peneliti lain dan pimpinan perusahaan tambang agar hasilnya bisa diterapkan untuk mempercepat dan meningkatkan tingkat kesuksesan reklamasi tambang nikel dan batubara di Indonesia.